Saturday, July 26, 2008

Buat Tatapan...

Kasih dan cinta seorang ibunda...
“ kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa “sebait syair inilah yang sering kita dengarkan melalui lisan para pendidik kita, yaitu syair tentang kasih seorang ibu yang tak pernah sirna oleh masa, dan tak pernah layu oleh waktu. Namun, ternyata syair itu tak selamanya indah. Ada kalanya, syair itu salah…mengapa…??? Selanjutnya…Adalah mush’ab bin umeir adalah seorang pemuda yang tampan berasal dari keluarga kaya raya. Dalam kehidupannya ia banyak memiliki limpahan harta, dimanja secara berlebihan, menjadi pujaan banyak gadis, berotak cemerlang dan memiliki nama yang harum di seantero kota mekkah. Selain itu, ia adalah pusat perhatian dalam setiap pertemuan, dimana setiap anggota majelis dan teman-temannya selalu mengharapkan kehadirannya untuk memecahkan berbagai persoalan karena kecermalangan otaknya.Sampai suatu hari, terbetik kabar tentang muhammad ibnu ‘abdillah al-amin yang menyatakan diri sebagai utusan allah untuk menyampaikan agama yang benar. Kian hari kabar itu kian santer di kalangan warga mekkah, dan sampai juga di telinga mush’ab. Mush’ab tergerak hatinya untuk menyelidiki kebenaran berita tersebut. Melalui usahanya, makin banyaklah berita yang ia ketahui, termasuk dimana rasulullah dan para sahabatna mengadakan pertemuan rutin, yakni di tempat suci di bukit shafa, di kediaman arqam bin abil arqam guna menghindari ancaman kaum quraisy. Di tempat ini rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau berkumpul dan beribadah kepada allah serta mempelajari ayat-ayat suci al-qur’an.Dengan semangat dan tekad bulat, suatu hari diikutinya rombongan mereka menuju kediaman arqam. Seperti tersebut dalam riwayat, baru sekejap mata mush’ab mengambil tempat duduknya, terdengar olehnya rasulullah melantunkan ayat-ayat suci al-qur’an dengan kekhusyu’an yang mendalam. Tergetarlah dada mush’ab oleh pesona yang begitu agung, keharuan yang begitu mendalam dan kebahagiaan yang nyaris sempurna, sehingga membuatnya hampir terlonjak ketika menghampiri rasulullah.Namun dengan penuh kebijakan dan rasa kasih sayang, rasullah mengurut dada pemuda quraisy itu dengan tangan beliau nan halus. Maka menjadi terasa teduh batin pemuda yang tengah bergejolak hatinya oleh rasa itu. Selanjutnya, pada hari itu juga, masuklah mush’ab bin umeir kedalam agama islam dengan hati mantap dan keyakinan penuh.Walaupun demikian, tidak semuanya berjalan smpurna. Salah satu sandungan terberat yang dialaminya, setelah masuk islam adalah dari ibu kandungnya sendiri, yakni khunas binti malik. Kharisma dan kekerasan jiwa sang ibu, untuk sementara waktu membuat mush’ab memnyembunyikan keislamannya, sampai kemudian hari allah menghendakinya.Demikianlah, sekian lama ia berusaha menutupi rahasia, sekian lama ia berusaha menutupi rahasia itu. Tetapi kota makkah begitu banyak menyimpan mata, apa lagi dalam suasana seperti kala itu. Setiap gerak muslim pasti tak luput dari perhatian. Akhirnya, berita keislaman mush’ab sampai juga ketelinga ibund. Berita itu didapat dari seseroarng bernama utsman bin thalhah yang melihat dengam mata kepala sendiri, bahwa mush’ab sering kerumah arqam secara sembunyi-sembuny. Bahkan suatu saat, dilihatnya mush’ab shalat berjama’ah bersama rasul dan para sahabatnya beliau.Betapa murka hati sang ibu, lalu dipanggilnya mush’ab untuk segera menghadapnya. Di hadapan ibunya, saudara-saudaranya,dan para pembesar mekkah kala itu, mush’ab berdiri tegar seraya memperdengarkan ayat-ayat suci al-qur’an untuk menyntuh hati nurani mereka. Namun apa mau dikata, hati sang ibu dan semua yang ada disitu tak sedikitpun tergugah. Bahkan sang ibu nyaris menampar muka anaknya, kalaulah tidak melihat cahaya penuh wibawa memancar dari wajah putra terkasihnya itu. Tetapi tak urung, sianak dibawanya juga kesebuah kamar terpencil dalam rumahnya, dan dikurungnya rapat-rapat.Sampai akhirnya ketika mush’ab mendengar banyak kaum muslimin berhijrah ke habasyah, ia berhasil meloloskan diri dengan cara memperdaya sang ibu dan para pengawalnya.Mush’ab berlari dan menyembunyikan diri di habasyah bersama rekan-rekannya seperjuangan dengan menghadapi berbagai rintangan dan cobaan silih berganti. Namun ia sangat bangga dan bersyukur, karena dapat mengikuti pola hidup yang diajarkan oleh rasul, walaupun sebagai resikonya ia harus meninggalkan kemewahan yang selama ini menaungi kehidupannya. Ia harus menanggalkan pakaian indah miliknya dan menggantinya dengan pakaian yang lusuh, usang dan penuh tambalan.Hingga pada suatu hari, mata setiap orang basah dibuatnya, karena menyaksikan perubahan pada dirinya yang demikian drastis, yakni ketika ia hadir dalam sebuah pertemuan yang dihadiri juga oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamrasulullah sendiri menatapnya dengan rasa syukur, dan dengan penuh arti beliau bersabda :“dahulu kukenal mush’ab ini pemuda yang tidak ada imbangnya dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya. Namun kemudian semua itu ditinggalkan demi allah dan rasul-nya.Tatkala sang ibu menangkapnya kembali sepulang dari habasyah, ketika itu pula mush’ab bertemu untuk berpisah dengan sang ibunda selama-lamanya. Keteguhannya membuat sang ibu putus asa. Sampai detik terakhir, mush’ab masih terus menasehati ibunya bahwa tidak ada yang berhak di sembah secara benar selain allah, namun tidak juga membuahkan hasil. Justru hati si ibu semakin murka, akhirnya dengan berlinang air mata, terpaksa dihapusnya juga nama mush’ab dalam hatinya sebagai anak kandungnya tercinta… Maka berpisahlah kedua anak dan ibu tersebut.Begitulah akhir cerita tentang sahabat mulia nabi kita, yang mana cinta pada allah ‘azza wa jalla lebih mereka agungkan daripada cinta kepada siapapun…

No comments: